CONTEMPLAR A VIDA E UM SONHO

Di kala saat ia berada di tempat sepi di ruangan pelataran kelas kampusnya.Ia hanya terdiam,terdiam sambil merenung,tak tau apa yang di pikirannya.

Akan tetapi ia sedang memikirkan pujaan hatinya,yang bernama Galang.Gilang pun merasakan menjadikan dirinya menjadi makhluk yang tidak berguna.

"CONTEMPLAR A VIDA E UM SONHO"

"Itulah yang dikatakannya pada saat itu,tetapi ia tak tau apa yang akan dilakukannya.Kamu tahu?itu adalah kata2 indah dari mulutnya. Ketika aku tidak bersama seakan aku tak melihat apa2 dan seakan ketika aku berdua dengannya di dunia ini hanya milik kita berdua".

"Sedih tak terpendam dari seorang galang yang putus hati. Dari benaknya yang terdalam ia berharap securcah harapan supaya Galang kembali padanya.Dan aku harus menerima walaupun perpisahan adalah jawaban dari pilihan semata."

Kata demi kata terucap dari mulutnya,pikiran2 yang tertuang di dalam benak hatinya.Lirih dan terasa perih.

"Tapi kenapa harus berakhir seperti ini?apakah aku memang ditakdirkan untuk seperti ini?" Suasana terdiam di monolognya."

"Haruskah aku melupakan Galang untuk selamanya?atau hanya kupendam didalam diary ku yang kotor penuh debu,hanya aku yang tahu apa yang akan aku lakukan." Galang terdiam seribu bahasa tak tau lagi apa yang akan ia perbuat."

"Padahal dalam benaku,aku ingin menjadikan Gilang istriku.Demi sunnah rosul yang akan dijalaninya.Tetapi kenyataanya itu hanya sebuah mimpi,mimpi yang selamanya teronggok disebuah gudang tua yang sudah uzur."

"Andai saja"

Terdiam

Merenung

"Andai saja waktu itu wanitaku mau belajar rasa kasih sayang yang dalam dariku,mungkin kejadiannya akan berkata lain.Waktu adalah waktu, demi waktu yang sudah terlampau menjadi lampau. Biarlah kejadian itu menjadi history serta menjadi pengalaman hidupku yang baru."

Kini Gilang tak bisa mengeluarkan sebuah kata lagi, karena Galang sudah pergi darinya.

Gilang kini menyadari suatu hal..suatu hal yang sangat berharga dan berarti baginya.

Galang sudah kehilangan sebuah cinta.